Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia by Cindy Adams


Sinopsis:

Cara yang paling mudah untuk melukiskan tentang diri Soekarno ialah dengan menamakannya seorang yang maha-pencinta. Ia mencintai negerinya, ia mencintai rakyatnya, ia mencintai wanita, ia mencintai seni dan melebihi daripada segala-galanya ia cinta kepada dirinya sendiri.

Orang mengatakan bahwa Presiden Republik Indonesia terlalu banyak memiliki darah seorang seniman. Akan tetapi aku bersyukur kepada Yang Maha Pencipta, karena aku dilahirkan dengan perasaan halus dan darah seni. Kalau tidak demikian, bagaimana aku bisa menjadi Pemimpin Besar Revolusi, sebagaimana 105 juta rakyat menyebutku? Kalau tidak demikian, bagaimana aku bisa memimpin bangsaku untuk merebut kembali kemerdekaan dan hak-asasinya, setelah tiga setengah abad dibawah penjajahan Belanda? Kalau tidak demikian bagaimana aku bisa mengobarkan suatu revolusi di tahun 1945 dan menciptakan suatu Negara Indonesia yang bersatu, yang terdiri dari pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan bagian lain dari Hindia Belanda?

Suatu otobiografi adalah ibarat pembedahan mental bagiku. Sungguh berat. Menyobek plester pembalut luka-luka dari ingatan seseorang dan membuka luka-luka itu, memang sakit, sekalipun banyak diantaranya yang sudah mulai sembuh. Terkadang aku membuat kesalahan dalam tata bahasa dan seringkali aku terhenti karena merasa agak kaku. Akan tetapi, mungkin juga aku wajib menceritakan kisah ini kepada tanah airku, kepada bangsaku, kepada anak-anakku dan kepada diriku sendiri. Buku ini tidak ditulis untuk mendapatkan simpati atau meminta supaya setiap orang suka kepadaku. Harapanku hanyalah, agar dapat menambah pengertian yang lebih baik tentang Sukarno dan dengan itu menambah pengertian yang lebih baik terhadap Indonesia yang tercinta.

"Terjemahan karya Cindy Adams mengenai otobiografi Bung Karno ini telah mengalami cetak ulang berkali-kali, sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1966. Tetapi di kemudian hari baru diketahui ternyata banyak kesalahan-kesalahan dalam terjemahan, bahkan ada juga selipan-selipan isi yang tidak ada pada naskah aslinya. Hal ini sempat menimbulkan kesalahpahaman pada beberapa tokoh nasional kita. Karena itu saya menyambut baik penerbitan edisi revisi dari terjemahan karya Cindy Adams ini. Semoga buku ini dapat menghilangkan kesalahpahaman tersebut di atas dan mampu memberi pengertian yang lebih baik mengenai Bung Karno."
- Guntur Soekarno Putra, Ketua Dewan Pendiri Yayasan Bung Karno
"Sebenarnya pihak keluarga tidak yakin kalimat melecehkan para pemimpin bangsa itu dari Bung Karno. Bahkan Guntur Soekarno Putra pernah menuturkan, ketika Bung Karno tahu bahwa dalam sebuah pembacaan naskah proklamasi nama Bung Hatta tidak disebut, Bung Karno marah... Dengan diterbitkannya edisi revisi masyarakat tidak perlu ragu lagi bahwa buku ini merupakan terjemahan yang otentik dari buku asli yang ditulis Cindy Adams."
- Guruh Sukarno Putra, Ketua Umum Yayasan Bung Karno
"Saya merasa bangga bahwa saya ikut serta pada permulaan dari ditulisnya buku ini. Buku tersebut amat menarik dan penting, karena melalui buku ini maka terbukalah bagi dunia untuk mengenal Sukarno sebagaimana kawan-kawannya yang terdekat mengenalnya- masa mudanya, masa bertahun-tahun dalam penjara, perjuangannya, dan pandangannya tentang masalah-masalah dunia. Buku tersebut mengungkapkan sifat dan jiwa beliau secara menyeluruh."
- Howard P. Jones, Bekas Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia


Download Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Edisi Revisi

Download Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Edisi Revisi

Download Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Edisi Revisi

0 komentar

Post a Comment