Sinopsis:
Pada 26 Desember 2004, saat Delisa sedang menyetorkan hafalan shalatnya, tiba-tiba terjadi gempa. Kemudian disusul tsunami yang menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.
Dramatis, tanpa perlu hiperbolik. Menyentuh, tanpa perlu mengharu biru. Kecerdasan dalam kepolosan. Terkadang malu sendiri ketika menyimak si mungil Delisa. Seolah menonton film dokumenter ketika membacanya lembar demi lembar. Two thumbs up!
"Novel tentang bacaan shalat anak 6 tahun dengan latar belakang bencana tsunami ini sangat mengharukan. Nilai keikhlasan dengan halus di jalin pengarangnya ke dalam plot cerita dunia kanak-kanak ini. Saya membacanya dengan rasa sentimental, karena selepas tsunami saya pernah bolak-balik ke Lhok Nga itu..."
—Taufiq Ismail, Penyair
"Buku yang indah ditulis dalam kesadaran ibadah. Buku ini mengajak kita mencintai kehidupan, juga kematian, mencintai anugerah juga musibah, dan mencintai indahnya hidayah."
—Habiburrahman El Shirazy, Novelis/Penulis Best Seller Ayat-ayat Cinta
"Novel ini disajikan dengan gaya sederhana namun sangat menyentuh. Penulis berhasil menghadirkan tokoh-tokoh dan suasana dengan begitu hidup. Islami dan luar biasa. Pantas dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapatkan pencerahan rohani."
—Ahmadun Yosi Herfanda, Sastrawan dan Redaktur Sastra Republika
0 komentar
Post a Comment