Sinopsis:
Samita, Sepak Terjang Hui Sing Murid Perempuan Cheng Ho
Kegelisahan mencuat di hati Hui Sing. Pelayaran pertamanya ke Jawa Dwipa dihadang peristiwa mengenaskan. Ratusan ping-se Kekaisaran Ming dibantai pasukan Majapahit. Saat itulah, kitab pusaka "Kutub Beku" milik gurunya, Laksamana Cheng Ho, raib. Celakanya, hanya dia, Juen Sui, dan Sien Feng yang dicurigai sebagai pencuri kitab ilmu tenaga dalam aliran Thifan Pokhan itu.
Demi kepentingan negara, Cheng Ho menunda penyelesaian kasus itu. Dia memimpin ribuan ping-se menuju Majapahit, menuju Prabu Wikramawardhana, menuntut pertangung-jawaban Raja Majapahit itu.
Sampai di kota raja, Keraton Majapahit diguncang rajapati. Cheng Ho menduga, pembunuh yang berkeliaran di keraton berhubungan dengan pencuri Kitab Kutub Beku.
Benarkah demikian? Lalu, siapakah di antara ketiga murid Cheng Ho yang mencuri Kitab Kutub Beku, sekaligus mengkhianati perguruan? Ataukah, ada orang lain yang bertanggung jawab terhadap peristiwa menggemparkan itu?
Ketika Majapahit terpinggirkan ke bibir jurang sejarah, Hui Sing melahirkan dirinya menjadi sosok baru laksana bintang. Bersinar tanpa lelah. Samita, bintang berpijar di langit Majapahit.
"Tasaro adalah penulis muda yang mau berkeringat dan berdialog dengan sejarah. Semoga Tasaro terus bersemangat menggali warisan sejarah."
—Taufiq Ismail, Sastrawan
"Tasaro meramu cerita sejarah, jurus-jurus silat ala Kho Ping Ho, dan kisah cinta... lebih berfantasi."
—Koran Tempo
0 komentar
Post a Comment