Sinopsis:
André Garnier mendapat kabar dari seseorang bahwa ayahnya akan segera pulang ke rumahnya. Esok harinya, sebuah ambulans tiba, membawa sesosok pria tua penyakitan yang tak lain adalah ayahnya, Pierre Garnier. Tak lama tinggal di rumah putranya, Pierre akhirnya meninggal lantaran penyakit Alzheimer akut yang dideritanya. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Pierre melontarkan kalimat misterius kepada André: “Ada yang ingin kukatakan.”
Penasaran atas kalimat terakhir ayahnya, André—setelah mendapat informasi dari teman ayahnya—kemudian pergi ke Vietnam guna menyelidiki kehidupan sang ayah kala menjalani dinas militer sebagai tentara Prancis. Ia pun terlibat dalam suatu pencarian yang melelahkan. Dan, di ujung episode petualangan personal dan historisnya, Andre menemukan inspirasi bagi terbangunnya “jembatan burung” (ikatan) antara dirinya dan ayah kandungnya, antara masa lalu dan masa kini, antara Timur dan Barat.
Karya berlatar perang Vietnam ini menyuguhkan narasi perihal naik-turun hubungan tiga generasi Prancis yang malu karena kalah perang. Namun, A Bridge of Birds tak sekadar hikayat perang. Ia juga bertutur ihwal kelemahan dan kekuatan abadi dari kata berjuluk cinta. Manusia dari pelbagai generasi akhirnya menyadari bahwa sukses dan gagal hidup tak pernah lepas dari pesona perempuan, juga guratan asa seorang anak.
“Salah satu novel paling ambisius tahun ini—doa untuk mimpi hebat Prancis…. A Bridge of Birds terdengar seperti melodi paling menyayat hati.”
—Le Point
“Novel A Bridge of Birds adalah hasil karya ambisius, hebat, dan halus, yang memperlihatkan suatu penulisan yang luar biasa elegan.”
—Livres Hebdo
“Hikayat menarik ihwal Indochina, yang bercerita tentang seorang lelaki dan ayahnya—yang keburu meninggal sebelum sempat bertutur perihal kisah militernya di Vietnam. Pengembaraan kolonial, yang mengingatkan pada Man’s Fate karya Malraux.”
—Jasmin
“Penulisnya, tak diragukan lagi, adalah salah satu ahli terhebat perang Indochina saat ini. … Tapi lebih dari itu, ini juga novel istimewa perihal wanita, ibu, dan cinta, yang diam-diam membayangi kisah utamanya….”
—Elle
0 komentar
Post a Comment