Home /
Abdullah Harahap /
Fiksi /
Horror /
Indonesia /
Novel /
Dendam Roh Jejaden by Abdullah Harahap
Dendam Roh Jejaden by Abdullah Harahap
Sinopsis:
Sebelum masuk ke dalam hutan, mereka telah diperingatkan. Tak seekorpun mahluk hidup di sana yang dapat mereka jadikan sasaran pemuas nafsu membunuh seorang pemburu. Kalaupun ada, maka binatang atau mahluk itu pasti jadi-jadian, yang harus dijauhi begitu bertemu. Tetapi mereka mencemoohkan peringatan itu, menganggapnya hanya omong kosong orang dusun yang ketakutan akibat terlalu meyakini hal-hal gaib.
Peluru pertama yang mereka lepaskan, mengenai seekor kera yang tengah berkasih-kasihan dengan pasangannya di atas pohon tinggi. Kera itu jatuh menggelupur, mati. Pasangannya melarikan diri, lenyap tak berbekas. Namun bangkai kera itu nyata ada di depan biji mata mereka. Bangkai yang kemudian mereka tinggalkan, terlantar begitu saja. Peluru berikut dengan jitu menghantam kepala seekor ular python yang juga bergelung-gelung di atas pohon. Ular itu menggelepar, dan darah memercik kian kemari. Anehnya, di tempat bekas ular itu jatuh dan mati, mereka tidak menemukan apa-apa kecuali bau busuk misterius, yang tak pernah mau hilang, walaupun di kala mereka tidur.
Pulang ke kota, muncullah peristiwa beruntun itu. Dimulai dengan hadirnya seorang juru tik baru. Juru tik berwajah rupawan, mulut jarang terbuka tetapi matanya memukau luar biasa. Ia datang untuk membalaskan dendam atas kematian suaminya. Bersama dia, bermunculan pula makhluk-makhluk di atas pepohonan; makhluk-makhluk yang ada tetapi sebenarnya tak ada!
Share this
Related
Genres
Fiksi
Romance
Nonfiksi
Misteri
Fantasi
Historical
Klasik
Religion
Thriller
Horror
Short Stories
Adventure
Humor
Sci-Fi
Wattpadlit
Drama
Family
Fiksi Islami
Biografi
ChickLit
True Story
Spiritual
Crime
Suspense
Filosofi
Inspirasi
Sejarah
Detektif
Memoir
Poetry
Motivasi
K-Fiction
Metropop
Harlequin
Self-Helf
Mitologi
Antologi
Politik
Psikologi
Action
Amore
Travel
Snackbook
Le Mariage
Realistic
Feminism
LGBT
Epik
Essay
Gothic
Fanfic
Filsafat
Juvenile
Bisnis
Pendidikan
Sosial
Sains
Satire
Budaya
0 komentar
Post a Comment