Sinopsis:
Genghis Khan: Life, Death, and Resurrection
Jenghis Khan adalah tokoh abadi dalam sejarah: pemimpin jenius, pendiri kerajaan darat terbesar dunia—dua kali lipat luas Romawi. Kematiannya yang misterius mempertaruhkan segalanya dalam bahaya, sehingga peristiwa itu tetap dirahasiakan sampai semua ahli warisnya berhasil mengamankan daerah taklukannya. Kerahasiaan menyelubungi dirinya sejak itu. Makamnya yang tak pernah ditemukan, dengan harta karun yang dibayangkan orang berada di dalamnya, terus jadi sasaran keingintahuan dan spekulasi.
Di masa kini, Jenghis Khan kerap dianggap momok, pahlawan, dan manusia setengah dewa. Bagi umat Muslim, bangsa Rusia dan Eropa, dia seorang pembunuh massal. Namun di tanah kelahirannya, bangsa Mongol memujanya sebagai bapak bangsa; bangsa China menghormatinya sebagai pendiri dinasti; dan di kedua negara tersebut para pemuja mencari berkahnya.
Buku ini lebih dari sekadar ulasan menarik tentang kebangkitan dan penaklukan Jenghis Khan. Penulisnya, John Man, menggunakan pengalaman langsung guna menyingkap pengaruh sang Khan yang terus lestari. Dialah penulis pertama yang menjelajahi lembah tersembunyi tempat Jenghis diperkirakan wafat, dan salah satu dari sedikit orang Barat yang pernah mendaki gunung keramat tempat Jenghis mungkin dimakamkan. Hasilnya, sebuah ulasan memikat tentang sang tokoh serta pelbagai –gairah– yang melingkupinya di masa kini. Dalam legenda, ritual, dan kontroversi, Jenghis Khan memang tak pernah mati...
“Cemerlang, gamblang, dan sarat pengetahuan... menghidupkan kembali sang penakluk dan bangsa Mongol.”
— Simon Sebag Montefiore, Daily Telegraph
“Mengagumkan... sejarah tak pernah sememikat buku ini.”
— Yorkshire Evening Post
“Ulasan yang menggetarkan ihwal kehidupan, kematian, dan pengaruh Jenghis Khan yang terus berlanjut.”
— Guardian
“Bacaan yang sangat bagus mengenai sang tokoh.”
— Independent
“Catatan yang mengesankan, bukan hanya tentang tokoh sejarah yang mengagumkan danpara pengikutnya, tapi juga perihal gaung sejarah itu sendiri.”
— Waterstone’s Books Quarterly
0 komentar
Post a Comment