Balada si Roy 1: Joe - Avonturir by Gol A. Gong
Date - 11/12/2017
Fiksi
Gol A Gong
Indonesia
Novel
Sinopsis:
Joe
Pernahkah kamu membayangkan seorang remaja tampan dengan jins lusuh menyandang ransel melompat ke bak truk, kucing-kucingan dengan kondektur kereta api, naik-turun gunung, menyeruak di keramaian kota, atau melintas di depan kamu?
Remaja tampan itu adalah Roy—si avonturir bandel. Setelah Joe, anjing herdernya mati tenggelam, Roy seperti kehilangan arah. Joe adalah pengganti papanya yang telah tiada. Ia jadi gelisah. Ia ingin pergi jauh. Meninggalkan Mama dan Venus, gadis yang berhasil mengusik mimpi-mimpinya. Dia lalu jadi akrab dengan jalanan. Dia merasa petualangan bisa menenteramkan dan meredam kegelisahan, kemarahan, keputusasaan, dan kesedihannya. Joe memang sudah mengubah segalanya.
"Dengan matinya Joe, tidak berarti dunia sudah berakhir, Roy," cegah mamanya. Tapi Roy tetap ingin pergi. Apa yang sebenarnya kamu cari, Roy?
Avonturir
"Roy pergi, Ma," kata si bandel mencium kening mamanya. Anak beranak itu berangkulan. Sepi sekali pagi ini. Kini si bandel menyandang ranselnya. Menjadi petualang memang mengasyikkan. Semakin berat tantangannya, malah semakin asyik. Tapi, kadang kala para petualang suka lupa kepada "raja diraja" sesungguhnya. Yang di atas kita: Tuhan. Masih ingat tragedi Gunung Salak? Empat petualang yang tewas di pedalaman Irian? Budi Belek dan Tom di Sungai Alas? Dan papamu sendiri, Roy? Makanya jangan coba-coba menaklukkan alam. Apalagi melawannya. Itu berbahaya. Sungguh. Alam jangan ditaklukkan dan dilawan, tapi harus diakrabi. Jadikanlah alam itu sahabat, guru, dan bunda kita.
Avonturir bandel itu baru saja melompat dari truk yang membawanya tadi. "Makasih, Mas!" katanya. Kini matahari entah sembunyi di mana. Jarum jam sudah berdetak ribuan kali. Hari bergulir semanya. Dan rambut semakin gondrong tak beraturan. Lalu fajar di puncak gunung dan senja di pantai adalah sobatnya yang lain. Si Avonturir bandel tak peduli hari-hari begitu deras mengalir. Dia tak menghitungnya. Dia biarkan bergulir saja, seperti blue jeansnya yang semakin lusuh dan bau tubuhnya.
Share this
Related
Genres
Fiksi
Romance
Nonfiksi
Misteri
Fantasi
Historical
Klasik
Religion
Thriller
Horror
Short Stories
Adventure
Humor
Sci-Fi
Wattpadlit
Drama
Family
Fiksi Islami
Biografi
ChickLit
True Story
Spiritual
Crime
Suspense
Filosofi
Inspirasi
Sejarah
Detektif
Memoir
Poetry
Motivasi
K-Fiction
Metropop
Harlequin
Self-Helf
Mitologi
Antologi
Politik
Psikologi
Action
Amore
Travel
Snackbook
Le Mariage
Realistic
Feminism
LGBT
Epik
Essay
Gothic
Fanfic
Filsafat
Juvenile
Bisnis
Pendidikan
Sosial
Sains
Satire
Budaya
0 komentar
Post a Comment